Sistematika Tumbuhan
Temu Putih
Curcuma zedoaria (Berg.) RoscoeNama umum
Curcuma zedoaria (Berg.) RoscoeNama umum
Indonesia: | Temu putih |
Inggris: | Setwall, white turmeric |
Vietnam: | Bong truat |
Thailand: | Kha min oi |
Pilipina: | Luya luyahan |
Cina: | yu jin, jiang huang |
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe
Kerabat Dekat
Temu Hitam, Temu Giring, Kunyit, Kunyit Mangga, Temu Putri, Temu Lawak, Kunyit Merah
sumber:
Nama lain
White turmeric (Inggris), Zittwer (Jerman), Kachur / Ambhalad (India), dan Cedoaria (Spanyol) (Heyne, 1987).
Pertelaan / deskripsi menurut Gunawan (1988)
- Perawakan : herba setahun, dapat lebih dari 2 m.
- Batang : berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwarna coklat muda-coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik.
- Daun : tunggal, pelepah daun pembentuk batang semu berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Daun pelindung berjumlah banyak.
- Bunga : majemuk, susunan bulir, di ketiak rimpang primer tangkai berambut.
- Kelopak : berjumlah tiga daun, berwarna putih atau kekuningan, bagian tengah berwarna merah atau coklat kemerahan, 3-4 cm.
- Mahkota : tiga daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm.
- Benangsari : satu buah tidak sempurna, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16x10- 11,5 mm, tungkai 3-5 x 2-4 kepala sari, 6 mm.
- Buah : berambut rata-rata 2 cm.
Ekologi dan Penyebaran
Temu putih ditemukan tumbuh liar pada tempat terbuka yang tanahnya lembab pada ketinggian 0–10000 m dpl. Temu putih ditemukan di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Ambon, hingga Irian serta dibudidayakan di India, Bangladesh, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia (Dalimartha, 2005).
Kandungan Kimia
Rimpang temu putih mengandung zat warna kurkumin (diarilheptanoid), minyak atsiri (Soedarsono, 1996), selain itu juga mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak (Dalimartha, 2005).
Sifat dan Khasiat
Rimpang temu putih rasanya pedas, hangat, berbau aromatik.Temu putih termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah. Rimpang temu putih berkhasiat antikanker, antiradang (antiflogistik), melancarkan aliran darah, tonik pada saluran cerna, peluruh haid (emenagog) dan peluruh kentut (Dalimartha, 2005).Selain itu berkhasiat untuk mengatasi memar, luka, keseleo, terantuk, terpukul, bisul (furunculus), bengkak, rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau ular (penawar racun/bisa), memulihkan tenaga sehabis melahirkan, menambah nafsu makan,menghilangkan nafas bau, cacingan, ambeien (hemorrhoids), demam, sakit gigi, jantung koroner, TBC, asma, radang saluran nafas (bronchitis), mencegah pembengkakan limpa dan mencegah kanker servik (Hariana, 2006). Khasiat lainnya yaitu sebagai antiinflamasi (Makabe dkk, 2006), analgesik (Ali dkk, 2004), antimikroba (Bugno dkk, 2007) dan antikanker (Syu dkk, 1998).
sumber : Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Gunawan, L. W., 1988. Teknik Kultur Jaringan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudarsono., 1996. Daftar Tanaman Obat dan Khasiatnya. Jakarta