Tuesday, 14 June 2011

Kuliah_Pertimbangan Biologi

Lambung 
1. pH
  • untuk asam dan basa lemah pH akan mempengaruhi terjadinya absorpsi. pH lambung sekitar 1-3. ada beberapa faktor yang mempengaruhi pH cairan gastrik, antara lain : keadaan puasa dimana pH akan turun menjadi 1,2 atau 1,8; keadaan tidak puasa dimana pH biasanya menjadi lebih besar daripada pH normal; gastrrointestinal patolologi, dimana pH lambung akan turun pada orang yang menderita gastric ulcer.
  • efek pH gastrik pada absorpsi obat yaitu: Kelarutan dan stabilitas obat. pada kelarutan, absorpsi obat dalam perut melalui membran yang bersifat lipid. agar dapat menembus membran dan terabsorpsi maka obat tersebut harus dapat larut dalam lipid. pH mempengaruhi derajat ionisasi. pada stabilitas obat, obat dapat mengalami kerusakan akibat faktor pH, karena pH dapat menyebabkan kerusakan obat karena bersifat sebagai katalisator. sebagai contoh eritromisin yang dalam media asam (seperti di dalam lambung) akan terdekomposisi lebih cepat.
2. Kecepatan pengosongan lambung
  • setelah ditelan obat mencapai lambung dan kemudian masuk ke usus halus. karena usus halus kapasitas absorpsinya lebih besar maka bila kecepatan pengosongan lambung besar akan mengakibatkan obat diabsorpsi lebih cepat. 
  • semakin lama obat tertahan di lambung, maka absorpsi obat tersebut di dalam usus akan semakin lama. dengan demikian, apabila terjadi peningkatan kecepatan pengosongan lambung, maka akan terjadi peningkatan absorpsi obat. dan ternyata peningkatan absorpsi obat ini menyebabkan efek toksik karena tingginya kadar obat di dalam darah. hal ini berbahaya untuk obat-obat yang memiliiki indeks terapi sempit dimana saat obat masuk ke dalam lambung bersama dengan obat-obat yang memiliki kemampuan mempercepat pengosongan lambung, maka obat yang indeks terapinya sempit tadi akan meningkat kecepatan absorpsinya. akibatnya, kadar obat dalam darah pada periode awal, konsentrasinya meningkat melebihi batas toksik.
  • faktor-faktor yang mempengarruhi kecepatan pengosongan lambung :
  1. tipe makanan : dimana makanan yang mengandung asam lemak, trigliserida, karbohidrat dan asam amino umumnya mengurangi kecepatan pengosongan lambung.
  2. viskositas : dimana semakin besar viskositas semakin lambat kecepatan pengosongan lambung.
  3. volume makanan : volume makanan dalam lambung yang bertambah dapat meningkatkan pengosongan dari lambung. bukan karena tekanan yangg meningkat dalam lambung penyebab meningkatnya pengosongan lambung tetapi peregangan dinding lambung akibat volume makanan yang bertambah menyebabkan meningkatnya gerak peristaltik saluran cerna.
  4. hormon gastrin : pereganggan serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung menimbulkan dikeluarkannya hormon gastrin dari bagian mukosa lambung. hormon ini mempunyai efek yang kuat menyebabkan sekresi getah lambung yang sangat asam di bagian fundus lambung sehingga dapat meningkatkan gerak peristaltik saluran cerna.
  5. obat : obat yangg meningkatkan waktu pengosongan lambung antara lain ; metoklopramid, reserpin, antikolinesterase, sodium bikarbonat. obat yang menurukan waktu pengosongan lambung seperti isoniazid, central analgetic, morfin, klorokuin, fenitoin, AlOH, MgOH.
  6. status emosi : keadaan emosi, kegembiraan dapat mempercepat pengosongan lambung dan sebaliknya ketakutan dapat memperlambat pengosongan lambung.
  7. suhu makanan : mempengaruhi gerak peristaltik lambung.
Usus
  • agar obat dapat diabsorpsi optimal maka diperlukan agar obat tinggal di dalam usus (GI) sekitar 1-4 jam.
  • waktu transit obat di dalam GI terrgantung dari sifat farmakologi obat, bentuk sediaan obat dan faktor fisiologi yang bervariasi.
Absorpsi Obat di Usus Halus Lebih Efektif karena ::
  1. sifat fisikokimia obat dan pH lingkungan yang sesuai.
  2. keberadaan carrier dalam mukosa intestinal yang sangat berperan untuk proses transport aktif dan transport dipermudah.
  3. luas permukaan yang lebih besar karena terrdapat jonjot usus dan mikro villi.
konstituen normal dari GI tract dapat juga mempengaruhi absorpsi obat melalui kemampuannya untuk mengubah sifat fisikokimia obat.
  1. enzim : beberapa obat menjadi tidak mempunyai aktivitas biologi atau aktivitas berkurang setelah diberikan per oral. hal ini terjadi karena obat mengalami degradasi dimana proses ini dapat dikatalisator oleh adanya enzim dalam cairan gastrik.
  2. getah empedu : merupakan cairan kuning berlendir, kental mempunyai pH 6 dalam kantong empedu dan 7-7,5 saat memasuki duodenum. kandungan getah empedu : 
  • musin : berfungsi melindungi sel epitel dari kerusakan yang diakibatkan asam gastrik dan enzim. pengaruh musin sebagai barrier absorpsi sering diabaikan kecuali untuk kondisi tertentu seperti gastrik trauma dimana ketebalan lapisan musin bertambah sehingga dapat menghambat absorpsi obat.
  • garam empedu : garam empedu dapat menurunkan tegangan permukaan cairan disekitarnya dan dapat membentuk emulsi halus dari bahan berlemak sehingga memungkinkan terjadinya kontak yang lebih baik antara enzim dan obat hidrofob. garam empedu diperlukan dala penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.

No comments:

Post a Comment